Telaga Sarangan : Wisata Keluarga Nan Asri Yang Penuh Keseruan!

Telaga Sarangan – Siapa sih yang tak tahu soal telaga Sarangan..? obyek wisata yang menjadi andalan kabupaten Magetan ini sudah terkenal di seluruh negeri. Sejarahnya telaga ini sering di kunjungi para penjajah belanda karena keindahannya. Selain dikenal dengan suasana yang sejuk cenderung dingin, telaga Sarangan juga menyimpan banyak misteri dan mitos. Jika kalian ingin berlibur dan di Sarangan, jalan menuju wisata ini sudah cukup baik, tiket masuknya pun masih terbilang terjangkau dan ada banyak hotel untuk menginap di sekitar telaga.

Bisa dibayangkan bagaimana menyenangkannya menghabiskan waktu libur dengan berselimut udara dingin sambil menyaksikan pemandangan yang indah. Tentu terasa sangat romantis, apalagi jika mengunjungi Telaga Sarangan ini bersama pasangan kekasih.

Untuk ulasan lengkapnya, silahkan langsung simak saja yang berikut.

1. Lokasi Wisata Telaga Sarangan

Lokasi Wisata Telaga Sarangan
Lokasi Wisata Telaga Sarangan

Telaga Sarangan, juga dikenal sebagai Telaga Pasir, adalah telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Untuk bisa menuju ke Telaga Sarangan, kamu bisa menempuh perjalanan dari Kota Magetan, Jawa Timur. Jaraknya pun tidak terlalu jauh, hanya sekitar 16 kilometer. Dan karena letaknya di lereng gunung, jadi jalan yang harus ditempuh pun berkelok-kelok dan naik-turun khas jalanan gunung. Meski begitu seluruh jalannya mulus dan sudah diaspal.

Baca juga : Wisata Hutan Mangrove Surabaya

2. Asal-Usul dan Misteri Telaga Sarangan

Asal-Usul dan Misteri Telaga Sarangan
Asal-Usul dan Misteri Telaga Sarangan

Ternyata di balik keindahan wisata Telaga Sarangan terdapat sebuah misteri yang dipercaya oleh masyaraka setempat. Cerita awal mula terbentuknya telaga yang saat ini menjadi objek wisata andalan Kabupaten Magetan ini konon terbentuk melalui cara yang gaib.

Kisah tersebut bermula dari dua orang yang bernama Kyai Pasir dan Nyai Pasir yang telah bertahun-tahun menikah. Namun belum dikaruniai keturunan.

Demi mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan anak, Kyai dan Nyai Pasir ini pun pergi bersemedi. Dan memohon pertolongan kepada Sang Hyang Widhi.

Ternyata semedi mereka dikabulkan oleh Sang Hyang Widhi dan lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Joko Lelung. Setelah mendapatkan keturunan, Kyai dan Nyai Pasir pun bekerja siang dan malam untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Setiap hari mereka ke ladang untuk bercocok tanam dan pergi ke hutan untuk berburu. Lama kelamaan kedua pasangan ini merasa kelelahan dan mulai tidak kuat hidup susah terus menerus.

Akhirnya Kyai dan Nyai Pasir pun melakukan semedi dan memohon pertolongan kepada Sang Hyang Widhi. Agar diberi kesehatan dan umur yang panjang.

Misteri Telaga Sarangan
Misteri Telaga Sarangan

Lagi-lagi berkat kegigihan mereka Sang Hyang Widhi pun mengabulkan permohonan dari Kyai dan Nyai Pasir tersebut. Namun kali ini Sang Hyang Widhi memberi syarat kepada mereka. Yaitu untuk menemukan dan memakan telur di dekat ladang agar keinginannya terwujud.

Setelah berhasil menemukan telur, Kyai dan Nyai Pasir bergegas pulang ke rumah dan memasaknya hingga matang. Kemudian mereka berdua membagi telur tersebut dan langsung menyantapnya demi mewujudkan keinginan mereka, kemudian mereka berangkat ke ladang.

Sesampainya di ladang tiba-tiba saja tubuh Kyai dan Nyai Pasir terasa gatal yang teramat sanga. Hingga menimbulkan luka di sekujur tubuh mereka. Lama kelamaan luka-luka itu berubah menjadi sisik dan mereka berdua berubah wujud menjadi ular naga yang sangat besar.

Setelah menjadi naga mereka berdua menggeliat di atas pasir sehingga menimbulkan cekungan yang mengeluarkan air yang sangat deras. Saking derasnya air tersebut pun memenuhi cekungan yang mereka buat tadi.

Mengetahui kesaktian yang mereka miliki, kedua pasangan tersebut berencana untuk membuat cekungan yang besar dan menenggelamkan Gunung Lawu.

Namun niat jahat Kyai dan Nyai Pasir diketahui oleh Joko Lelung, putra mereka sendiri. Akhirnya Joko Lelung pun melakukan semedi dan memohon kepada Sang Hyang Widhi agar menyadarkan kedua orang tuanya.

wisata telaga sarangan
wisata telaga sarangan

Semedi Joko Lelung pun diterima oleh Sang Hyang Widhi dan saat orang tuanya tengah beguling-guling timbul kesadaran mereka agar berhenti. Akhirnya niat mereka untuk menenggelamkan Gunung Lawu pun diurungkan, namun hingga kini kedua pasangan tersebut menghilang begitu saja.

Konon hingga saat ini telaga tersebut dijaga oleh dua ekor naga yang merupakan perwujudan dari Kyai dan Nyai Pasir. Sedangkan pulau kecil yang terletak di telaga ini dijaga oleh orang suci yang mengendarai seekor harimau putih.

Di dalam pulau tersebut terdapat 3 makam orang sakti, yaitu Syech Mundur, Nyai Ramping, dan Joko Lelono. Namun penunggu dan sosok misterius yang terdapat di Telaga Sarangan tersebut tidak pernah menganggu maupun menampakkan diri.

Mau percaya atau tidak ya terserah kalian semua, cerita diatas merupakan cerita turun temurun misteri Telaga Sarangan yang dipercaya oleh masyarakat sekitar hingga saat ini

3. Fasilitas Di Lokasi Wisata

Fasilitas Di Lokasi Wisata
Fasilitas Di Lokasi Wisata

Telaga Sarangan adalah obyek wisata andalan Kabupaten Magetan. Di sekeliling telaga terdapat dua hotel berbintang, 43 hotel kelas melati, dan 18 pondok wisata.

Di samping puluhan kios cendera mata, pengunjung dapat pula menikmati indahnya Sarangan dengan berkuda mengitari telaga, atau mengendarai kapal cepat. Fasilitas obyek wisata lainnya pun tersedia, misalnya rumah makan, tempat bermain, pasar wisata, tempat parkir, sarana telepon umum, tempat ibadah, dan taman.

Keberadaan 19 rumah makan di sekitar telaga menjadikan para pengunjung memiliki banyak alternatif pilihan menu. Demikian pula keberadaan pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai suvenir telah memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk membeli oleh-oleh. Hidangan khas yang dijajakan di sekitar telaga adalah sate kelinci.

Berkuda Menyisiri Telaga Sarangan
Berkuda Menyisiri Telaga Sarangan

Magetan juga tertolong dengan adanya potensi industri kecil setempat yang mampu memproduksi kerajinan untuk suvenir, misalnya anyaman bambu, kerajinan kulit, kerajinan sepatu, dan produk makanan khas seperti emping melinjo dan lempeng (kerupuk puli, yaitu kerupuk dari nasi).

Tempat wisata ini juga memiliki layanan jasa sewa perahu dan becak air. Ada 51 perahu motor dan 13 becak air yang dapat digunakan untuk menjelajahi telaga.

Telaga Sarangan memiliki beberapa kalender event penting tahunan, yaitu labuh sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, liburan sekolah di pertengahan tahun, Ledug Sura 1 Muharram, dan pesta kembang api di malam pergantian tahun.

Sesaji yang dilabuhkan berbentuk tumpeng raksasa yang akan dibacakan doa di wilayah punden atau pohon besar. Pohon yang terletak di timur telaga tersebut diyakini sebagai lokasi menghilangnya Kyai dan Nyai Pasir secara misterius.

Setelah ritual pembacaan doa selesai dilakukan, sesaji tersebut pun dilarungkan ke tengah Telaga Pasir atau Telaga Sarangan. Kalau ingin melihat ritual labuh sesaji kalian bisa  dating pas waktu yang disebutkan diatas.

Baca juga : Wisata Museum Mpu Tantular

4. Tiket Masuk Telaga Sarangan

Tiket Masuk Telaga Sarangan
Tiket Masuk Telaga Sarangan

Untuk menikmati keindahan alam yang dengan suasana dingin ini biaya yang diperlukan tidak terlalu banyak dan masih terbilang normal. Tapi menurut info yang kami dapat per 1 januari 2018 berubah dari harga tiket dewasa Rp 8.500/orang dan anak-anak Rp 6.500, sekaligus asuransi Rp 1.000.

Nantinya per 1 Januari 2018, tiket masuk menjadi Rp 20 ribu untuk dewasa dan anak-ana Rp 15 ribu/orang. Saya kira dengan fasilitas yang ada sih masih cukup terjangkau.

Demikianlah ulasan kami tentang wisat alam di lereng gunung Lawu ini. Semoga informasi mengenai telaga Sarangan ini bisa bermanfaat dan berguna untuk anda sekalian.

Thanksss….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like